7 Mitos Seputar Memulai Usaha
Mitos-mitos Seputar Memulai
Usaha
Tiba-tiba muncul dalam benak
kita ingin memulai usaha. Darimana ide itu muncul? Jangan-jangan akibat
terbakar semangat para motivator bisnis. Ehm bisa jadi sih, walaupun karena
alasan lainnya.Namun coba kita selami, kebanyakan mindset orang memulai usaha
itu bermacam-macam. Dalam benak sering terbayang enaknya jadi pengusaha bisa plesiran
kemana-mana, enaknya jadi pengusaha bisa sering bareng keluarga, enaknya jadi
pengusaha tinggal duduk-duduk dapat duit dan banyak hal lainnya. Yang jadi
pertanyaan, benarkah mitos tersebut?
Yuk kita buat daftar
mitos-mitos seputar orang yang akan terjun memulai usaha.
1. Jadi pengusaha Lebih Mulia daripada Pegawai
Ada loh yang beranggapan
seperti itu, sepertinya jadi pegawai itu kelas rendahan karena disuruh-suruh si
bos. Pola pikir seperti perlu dikikis habis. Menjadi pengusaha atau pegawai
memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Setiap orang mempunyai
kemampuan masing-masing. Ada tipe manusia yang memang cocok jadi pekerja dan
tidak cocok jadi pengusaha. Ritme dunia seperti itu, Allah menempatkan manusia
sesuai dengan kadarnya masing-masing
Contoh sederhana Anda bisa
lihat koloni lebah. Ada ratu lebah, ada 1 pejantan, ada lebah pekerja pencari
madu, lebah pengumpul pollen dan ada lebah perawat yang bertugas merawat ratu
dan anak. Mereka mempunyai tugas masing-masing.
Sudah sepatutnya kita belajar
ilmu dari lebah. Bukan karena perbedaan strata antara pekerja dan ratunya.
Namun komitmen mereka menjaga amanah menempati posnya masing-masing.
Bukan berarti tidak boleh jadi
pengusaha loh, Cuma mendudukkan masalah bahwa jikalaupun kita masih menjadi
pekerja bukan berarti status kita hina.
2. Setelah Resign, Buka Usaha Langsung Laris
Nah, ini yang sering
membayang-bayangi kita tatkala akan memasuki dunia bisnis. Angan-angan setinggi
langit dalam waktu super kilat usaha langsung sukses.
Tetapi
faktanya: Tidak cukup satu bulan, dua bulan, tiga bulan… Transformasi dari
karyawan menjadi pengusaha tentu saja membuat anda memulai dari nol. Iya
benar-benar dari nol..makanya benar-benar siapkan mental diawal. Dimana setiap
pengusaha akan mengalami “fase jatuh bagun” yang harus dijemput selama menapaki
jalan pengusaha. Di fase ini banyak pengusaha yang tidak kuat dan akhirnya
menemui kebangkrutan. Mental yang kuat untuk menjadi
pengusahan akan lebih ampuh bila diniatkan dengan benar.
3. Jadi Pengusaha Punya Waktu Luang dan Bisa Santai
Merasa jenuh dengan
rutinitas kerja dari jam 08.00-17.00, lalu punya keinginan menjadi pebisnis
murni agar punya waktu luang buat bersantai.
Pada kenyataannya, diawal
memulainya mungkin hampir seluruh waktu kita akan tersita untuk usaha.
Jangankan untuk keluarga, sampai-sampai urusan mandipun bisa terlupakan.
Tetapi kita harus bisa
me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci.
Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara. Kita juga harus
bisa meluangkan waktu buat mereka.
4. Aku Punya Ide Keren, Yakin Deh Laku Keras!
Ada yang seperti itu?
Kelihatannya banyak kali ya.
Faktanya, ide tidak mungkin
berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis pemula gulung tikar
karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka kenalilah
kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih
tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.
5. Enaknya Jadi Pengusaha Bisa Bebas Financial
Faktanya, bukan bebas
financial tapi banyak keluar modal. Tabungan ludes dan bisa jadi makin
banyak hutang. Namun masalahnya jika dia sudah nekat hutang bank dengan bunga
berlipat. Dan dia masih meraba-raba dalam kebutaan usaha. Takutnya sudah jatuh
tertimpa tangga. Usaha mandeg, dikejar hutang dan kehidupannyapun tertekan.
6. Jadi Pengusaha Harus Bergaul dengan Para Pengusaha
Kalau kita lihat dalam
komunitas-komunitas tertentu, syarat untuk jadi pengusaha harus bergaul sesama
pengusaha. Tujuannya agar bisa ketularan dan mendapat mentoring dalam memulai
usaha.
Memang bisa jadi benar seperti
itu, tapi tidak sepenuhnya benar. Faktanya dalam memulai usaha banyak kok
mereka figt tanpa berkomunitas, tanpa membatasi pergaulan. Contoh kecilnya Anda
lihat orang-orang yang berjualan dipinggir jalan.
7. Jadi pengusaha harus punya tempat sendiri buat kantor
Kantor memang perlu sih, tapi
ketika baru memulai usaha apakah sudah diperhitungkan modal buat menyewa
kantor? Sementara harga sewa ruko di pinggir sangat mahal. Rata-rata 50 % lebih
modal habis terserap ke sewa tempat beserta aksesorisnya.
Memulai usaha tidak harus punya
ruko buat kantor. Sejarah membuktikan saat berdirinya google, masih ingat?
Google pertama kali hanya berkantor di garasi, kini telah berkembang menjadi
raksasa digital.
Post a Comment