[JANGAN TERGESA-GESA DALAM BERWIRAUSAHA]
Larangan tergesa-gesa ini merupakan aturan
Islam yang mengandung nilai-nilai luar biasa. Orang tergesa-gesa biasanya tidak
bisa mengontrol emosi dan pikirannya. Bahkan terkadang pikiran itu kosong dan
emosinya dibiarkan mengeplong. Jika pikiran dan hati kosong, maka itu akan
menjadi tempat kesukaan syaitan. Sehingga benarlah sabda Rasulullah SAW:
“Ketenangan itu dari Allah dan tergesa-gesa
itu dari syaitan” (HR. Turmudzi dalam Sunan Turmudzi Bab Maa Jaa fii al-Ta’anni
wa al-’Ajalah hadis no. 1935 juga terdapat dalam al-Muntaqa syarh Muwattha’
Malik).
Begitupun dalam berwirausaha kita di larang
bergesah-gesah
Kewirausahaan adalah ilmu yang memperlajari
tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidupnya.
Unsur-unsur kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme,
dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang. Dalam al- Qur’an maupun
hadis banyak penjelasan tentang kewirausahaan atau bisnis yang baik.
Salah satunya dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari
Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW
bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil
kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan
(pekerjaan) nya sendiri” (HR. Al-Bukhari).
Seperti penjelasan hadis di atas Rasulullah
SAW menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah berbuat sesuatu atau
melakukan sesuatu dengan tangannya sendiri atau dari hasil kerjanya sendiri
dengan syarat dilakukan dengan baik dan jujur. Mengapa kita di anjurkan agar
bisa berwirausaha? karena dengan berwirausaha kita bisa meningkatkan kemampuan
yang kita miliki dan bisa berkarya tanpa henti untuk menciptakan kreatifitas
dan inovasi-inovasi baru, juga bisa memanfaatkan peluang yang ada agar dapat
mencapai keuntungan yang optimal. Allah SWT menyukai orang-orang yang kuat dan
mau berusaha, serta mampu menciptakan kreasi baru yang lebih baik untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali
kita tergesa-gesa. Sifat tergesa-gesa ini, bisa muncul dalam tindakan yang
berkaitan dengan ibadah maupun muamalah. Dengan kata lain, begitu banyak hal
yang sebenarnya positif dalam hidup ini, kita jalani dengan tergesa-gesa yang
pada akhirnya justru merugikan diri kita sendiri. padahal, sebuah pepatah
mengatakan “Orang yang tidak tergesa-gesa telah mendapatkan sebagian dari
tujuannya, dan tergelincirlah orang yang tergesa-gesa.“
Kadangkala, kita memiliki tujuan tertentu
yang hendak kita capai. Misalnya agar istiqamah dalam beribadah. Kemudian kita
tergesa-gesa dalam melakukannya. Akhirnya kita merasa kelelahan, kemudian jadi
malas, dan akhirnya putus asa. Hasilnya, tujuan istiqamahpun tidak tercapai.
Selain itu, seringkali kita tergesa-gesa dalam menntut pengabulan atas doa-doa
kita. Terkadang karena memiliki suatu tujuan, kemudian kita memperbanyak
bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa kepada Allah memohon segera dikabulkan
namun tidak kesampaian, akhirnya merasa lelah dan bosan, kemudian berhenti
berdoa dan tujuannya pun tidak tercapai.
Tergesa-gesa dapat menghilangkan sifat
wara’ dalam diri seseorang. Sifat wara' adalah hati-hati dan teliti dalam
segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dan tergesa-gesa seringkali
menjerumuskan seseorang pada lubang kesalahan. Semisal ingin mendapatkan rezeki
yang banyak namun tergesa-gesa, maka biasanya akan mengalalkan segala seperti
korupsi dan suap.
Dalam al-Quran surat al-Isra' ayat 11,
Allah menyebutkan salah satu sifat negatif yang ada dalam diri kebanyakan
manusia, yakni tergesa-gesa. Dalam ayat ini, secara eksplisit Allah menyebutkan
sifat negatif manusia sebagai makhluk yang seringkali mengambil keputusan
dengan tergesa-gesa tanpa mempertimbangkannya secara matang dalam berbagai
perspektifnya.
Ayat ini dengan terang menunjukkan bahwa
manusia cenderung tergesa-gesa dalam mengambil berbagai keputusan dalam
hidupnya. Padahal sikap seperti itu justru menimbulkan kerugian dan keburukan
bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Pada hakikatnya, dalam kehidupannya manusia
selalu mendambakan kebaikan dan kebahagiaan, akan tetapi karena sifatnya yang
cenderung mengambil keputusan secara tergesa-gesa, seringkali yang mereka
dapatkan bukannya kebaikan, tapi malah keburukan. (Referensi: Al Ghazali,
Minhajul Abidin)
Sikap sombong saat merasa usaha mulai
mendatangkan banyak keuntungan gak jarang membawa usaha ke jurang kebangkrutan.
Pengusaha lalu gegabah melakukan pengembangan usaha dengan harapan keuntungan
akan berlipat ganda.
Mentang-mentang setiap hari dapat order
katering rutin, memutuskan untuk memperluas
area pesanan. Yang terjadi, kewalahan menyelesaikan pesanan yang
meningkat dan menurunkan kualitas makanan karena mengejar pesanan. Keluhan
berdatangan dan langganan berpaling ke yang lain.
Mengembangkan skala usaha menjadi lebih
besar sah-sah saja selama usaha sudah siap mengantsipasi perubahan. Daripada
tergesa-gesa mengembangkan usaha, fokus saja di satu area sambil terus
menguatkan semua sumber daya usaha untuk menghadapi pasar yang lebih besar di
kemudian hari.
Maa syaa Allah
BalasHapus