Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Ada beberapa keuntungan dan kerugian berwirausaha. Bagi
wirausahawan tentu tidak akan dengan sengaja bertindak atau mengambil keputusan
tanpa pertimbangan dan perhitungan matang. Dari literatur kewirausahaan kami
berbagi sejumlah keuntungan dan kerugian dalam menjadi wirausahawan
(Suparyanto, 2006:18-28), yakni:
1. Keuntungan berwirausaha:
Dapat memilih bidang usaha
sesuai minat dan bakat; seorang wirausahawan dapat memilih bidang usaha sesuai dengan
minat dan bakatnya, maka ia akan mencintai usahanya, dan jika ia sudah
mencintai usahanya maka segenap perhatian dan kemampuan akan dicurahkan demi
perkembangan usaha. Selain bidang usaha yang dipilih tersebut sesuai dengan
minat dan bakat tentunya yang memang dibutuhkan oleh konsumen agar
“profitable”.
Keuntungan usaha dapat
dinikmati sendiri ;
usaha yang dijalankan merupakan usaha yang dimilikinya maka keuntungan dari
hasil usaha menjadi miliknya juga. Ia akan memperoleh minimal dua macam
pendapatan. Pertama, pendapatan dari posisinya sebagai pemilik usaha dan kedua,
pendapatan yang diperoleh dari posisinya sebagai manajer.
Memperoleh kepuasan; keberhasilan mengelola usaha
akan memberikan kepuasan tersendiri bagi seorang wirausahawan. Kepuasan ini
secara tidak langsung akan memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar
perkembangan usaha semakin lama semakin baik dan kuat dalam menghadapi
persaingan. Kepuasan juga akan mempertebal rasa percaya diri dalam berinteraksi
dengan pihak ketiga termasuk dengan pelanggan, pemasok, distributor, perbankan
dan investor.
Tidak ada yang memerintah; seorang wirausahawan, ia
menjadi pemilik sekaligus manajer dari perusahaannya maka ia juga memegang
jabatan tertinggi di perusahaan tersebut sehingga tidak ada seorangpun yang
akan memerintahnya untuk melakukan tugas- tugas tertentu. Ia hanya diperintah
oleh dirinya sendiri dan ia dapat memerintah orang lain yang bekerja kepada dirinya.
Tidak perlu persetujuan pihak
lain dalam membuat keputusan; saat tertentu seorang wirausahawan harus
mengambil keputusan tentang sesuatu hal misalnya keputusan untuk melakukan
ekspansi dengan membuka cabang perusahaan ditempat lain, keputusan untuk
mengikuti pameran produk yang diselenggarakan oleh pihak tertentu, keputusan
joint venture, dll. Seorang wirausahawan sebagai pemilik dan manajer perusahaan
dapat memutuskan semua hal tersebut tanpa harus menunggu kebijakan dari pihak
lain, kalaupun ia meminta pertimbangan dari tenaga ahli atau konsultan dengan
alasan agar keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang paling baik
bagi perkembangan perusahaan. Semua masukan dari pihak lain menjadi
pertimbangan seorang wirausahawan dan pada akhirnya dia sendiri yang akan
mengambil keputusan.
Mempunyai peluang membantu
orang lain;
Sebagai makhluk sosial seorang wirausahawan mempunyai cukup peluang untuk
membantu orang lain misalnya dengan mengalokasikan zakat penghasilan untuk
membantu korban bencana alam, peperangan, ataupun mempekerjakan mereka yang
mempunyai potensi tetapi belum bernasib baik mendapatkan pekerjaan, dengan
tetap memperhatikan kualitas sesuai job specification.
Jam kerja panjang dan tidak
teratur;
wirausahawan tidak menutup kemungkinan akan bekerja dengan jam kerja yang
sangat panjang mulai dari bangun tidur pagi hari sampai menjelang tidur kembali
di malam hari. Waktu benar-benar tercurah kepada kepentingan usaha apalagi jika
usaha yang dijalankan sedang menghadapi kerugian atau sebaliknya karena ingin
mendapatkan keuntungan yang besar pada periode tertentu. Selain itu jam kerja
wirausahawan tidak menentu. Pada saat tertentu memiliki waktu luang yang cukup
tetapi pada saat lainnya ia sangat sibuk bahkan sampai lupa beristirahat.
Resiko dan tanggung jawab luas; sehubungan dengan posisinya sebagai
pemilik sekaligus manajer bagi usahanya sendiri maka seorang wirausahawan
memiliki tanggung jawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan usahanya.
Wirausahawan harus menanggung resiko pada saat terjadi kerugian pada usahanya.
Tidak menutup kemungkinan resiko harus dipertanggungjawabkan sampai kepada
harta yang dimiliki walaupun berada di luar perusahaan. Hal ini terutama jika
perusahaan bentuknya perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup, maka untuk
memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga wirausahawan harus menutup semua
kewajiban tersebut walaupun dengan menggunakan harta yang ada dirumah.
Pendapatan tidak stabil; Salah satu kerugian yang
dialami oleh wirausahawan berhubungan dengan pendapatan. Pendapatan
wirausahawan tidak dapat dipastikan atau tidak stabil. Pada periode tertentu
pendapatan bersih setelah dikurangi dengan total pengeluaran akan menghasilkan
keuntungan. Besarnya keuntungan dari satu periode ke periode lainnya
berubah-ubah, terkadang besar pada saat lainnya kecil, bahkan pada periode
tertentu wirausahawan mengalami kerugian usaha. Inilah salah satu resiko yang
dapat dialami oleh wirausahawan.
Sering terlibat masalah
keuangan; kerugian lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan adalah
masalah keuangan. Wirausahawan harus berpikir keras untuk dapat mengalokasikan
dana yang ada untuk berbagai kepentingan usaha termasuk pembelian bahan baku,
upah tenaga kerja, biaya promosi dan lain-lain.
Belajar tidak ada akhirnya; wirausahawan dituntut untuk
selalu mengadaptasi berbagai perubahan yang terjadi. Keterlambatan dalam
mengikuti perkembangan dunia usaha akan berakibat kerugian dalam berwirausaha.
Itulah keuntungan dan kerugian berwirausaha. Bagi wirausaha handal,
kerugian akan menjadi tantangan sehingga ia tidak akan pernah berhenti untuk
belajar. Jika anda ingin mempertimbangkan pilihan lain, tentu pahami dengan
baik keuntungan dan kerugian menjadi karyawan.
Semoga anda dapat memutuskan yang terbaik, apakah karyawan yang loyal dan
kapabel ataukah sebagai wirausahawan sukses.
Sumber :
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/03/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html
Post a Comment