Usaha Digital Printing, Bisnis yang Menjanjikan pada 2019
Laporan Wartawan Tribun Medan/Natalin
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Usaha
digital printing menjadi satu dari sekian banyak ide bisnis yang cukup
menjanjikan di tahun 2019 ini.
Hal tersebut didukung oleh permintaan
konsumen pada para pemasok cukup tinggi. Selain itu juga ada banyak sekali
ragam dari usaha digital printing yang dibutuhkan di pasaran. Seiring berkembangnya teknologi,
kebutuhan akan produk kreatif berupa printing, sablon, cetak dan bordir di
berbagai souvenir dan media pajang yakni poster dan spanduk, maka menjadikan
usaha digital printing ini kian dibutuhkan.
Dalam membuka usaha digital printing
teryata tidak terlalu sulit, bahkan bagi Anda yang belum mempunyai dasar ilmu
grafis dan percetakan pasti bisa jika Anda benar benar tertarik mendalaminya.
Hal inilah yang diungkapkan Owner
Narsis Digital Printing, Albert Ong. "Narsis Digital Printing ini
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi merchandise,
souvenir dan aneka product custom. Kita juga memberikan kesempatan bagi Narsis
Mania yang ingin belajar berwirausaha, ujar Albert di Pusat Perbelanjaan Grand
Palladium Mall Medan, Selasa (8/1/2019).
Ia mengatakan sebelum membuka usaha
Narsis Digital Printing ini, ia seorang penjual es dawet. Selanjutnya dalam sebuah
pameran di PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara), ia pun bertemu dengan seorang guru
yang sudah lebih dulu berbisnis printing ini. "Dulu saya jualan es dawet, dan
saat pameran di PRSU, saya ketemu sama guru digital printing. Saat pertama belajar itu, saya
membuat pin hingga akhirnya saya buka usaha pada Tahun 2009," ucapnya.
Dengan modal usaha Rp 10 juta, Albert pun membeli mesin printing dan
alat-alat souvenir antara lain gelas, baju, tas, notes, boneka, bantal foto,
dan sebagiannya. "Produk kita itu bermacam-macam,
jenis gelas kita saja ada 35 item. Gelas mulai dari harga Rp 30 ribu. Tapi
kalau customer pesan 100 gelas maka satu gelasnya senilai Rp 18 ribu, jadi
lebih murah," ujarnya.
Dalam berbisnis jasa printing ini,
kata Albert, banyak customer yang ingin pesanan cepat selesai. Meskipun begitu,
Narsis Digital Printing selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pesanan customernya."Semua customer kita, mau cepat
siap dikerjakan pesanannya. Di Narsis ini kita pakai waktu pengerjaan, misalnya
untuk pesanan 1000 biji, kita paling lama itu pengerjaan dalam seminggu. Dan
kita bisa kerjakan pesanan 100 biji itu hanya dalam satu hari selesai,"
ucapnya.
Diakui Albert, kini pelangganya
datang dari berbagai kalangan, baik pemerintah, perusahaan dan perorangan.
"Customer kita itu ada dari pemerintahan, diantaranya Bawaslu (Badan
Pengawas Pemilihan), KPU (Komisi Pemilihan Umum), Dinas
Pemprov, PLN dan Bank Sumut," ujarnya.
Dalam hal pemasaran jasa dan
produknya, ia pun membuat website, www.narsisdigitalprinting.com agar lebih
dikenal masyarakat luas. "Kadang-kadang kita juga ikut
pameran dari Pemprov, dan kita buat pelatihan digital printing di Sentra
UMK gabung dengan Bank Sumut," ucap Albert.
Di sisi lain, Narsis Digital Printing
juga membuka beberapa jenis paket kemitraan yang bisa dipilih oleh calon mitra
sesuai dengan minat dan peluang yang ada di daerah bakal tempat usaha mitra
tersebut. Dengan pilihan paket usaha ID Card Digital, calon mitra dikenalkan
biaya Rp 2 juta.
"Kita juga jual mesin, kita
ajari pemakainya. Jadi kalau kita jual mesinnya itu, kita selalu tanya apakah
sudah bisa photoshop dan corel karena hampir 50 persen, usaha ini belajar
tentang desain grafis," ujar Alumni Ilmu Sejarah, Universitas Sumatera
Utara (USU) ini.
Selama 10 tahun berbisnis usaha jasa
percetakan ini, Albert mampu memiliki rumah di kampungnya dan di Kota Medan.
Selainnya itu, Narsis Digital Printing ini juga akan melebarkan sayapnya ke
Kota Tebing Tinggi. "Alhamdulillah bisnis digital
printing ini masih menjanjikan. Kalau saya punya prinsip, selagi ada perusahaan
berdiri pasti membutuhkan digital printing," ucap nya.
Dalam berbisnis digital printing ini, Albert tak seorang diri, ia didukung
juga oleh tim utama yakni Julian Akbar sebagai desain grafis, Ayu sebagai
marketing dan Cindy selaku IT.
"Berbisnis itu harus selalu
semangat, jangan gampang putus asa. Ketika kamu sudah berbisnis, lihat
prospeknya apakah bagus atau enggak. Jatuh bangun berbisnis itu sudah biasa,
saya juga pernah jatuh tapi saya kembali belajar dan tetap semangat," kata
Albert.
(cr13/Tribun-medan.com)
Post a Comment