Kegagalan Adalah Awal Dari Keberhasilan

KEGAGALAN
adalah keberhasilan yang tertunda, begitu nasihat yang sering kali diucapkan
seseorang kepada rekannya yang sedang mengalami kegagalan. Semua orang pasti
pernah mengalami kegagalan. Baik itu kegagalan di dalam perdagangan, kegagalan
dalam pernikahan, kegagalan dalam kuliah, kegagalan dalam pekerjaan dan lain
sebagainya. Bahkan orang-orang besar yang terlihat bergelimang kesuksesan
sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan di dalam hidup mereka. Jika kita menelusuri
penyebab kegagalan, maka kita dapat menggolongkan penyebab tersebut dalam dua
golongan besar, yakni kegagalan karena faktor internal dan kegagalan karena
faktor eksternal, yaitu :
1.
Kegagalan karena faktor internal adalah kegagalan yang berasal dari dalam diri
kita sendiri. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kegagalan ini, seperti
kurang perhitungan pada saat awal melangkah, kurang hati-hati dalam melakukan
sesuatu, atau karena menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu. Tetapi penyebab
internal yang paling sering terjadi adalah rasa takut untuk mencoba atau
memulai sesuatu kesempatan. Dengan menghindari peluang atau kesempatan bukan
berarti kita telah terlepas dari kemungkinan kegagalan yang mungkin kita
hadapi, akan tetapi kita justru telah menetapkan kegagalan tersebut sebagai
pilihan kita.
2.
Kegagalan internal ini akan mengakibatkan seseorang mengalami penyesalan dan
kekecewaan mendalam. Seseorang yang gagal dan mengetahui bahwa kegagalan yang
ia alami adalah buah dari kelalaian dirinya sendiri, akan merasa sangat
menyesal atas kegagalan yang ia hadapi. Sementara kegagalan yang diakibatkan
oleh faktor-faktor luar, misalnya gangguan orang lain, kemampuan orang lain
yang lebih baik dari kemampuan kita, kecurangan orang lain, atau nasib yang telah
ditetapkan oleh Tuhan kepada kita. Biasanya seseorang akan lebih mampu
menghadapi kegagalan eksternal ini. Karena dengan introspeksi dan berjiwa besar
maka kita akan dapat menghadapi kekecewaan yang ada.
Berikut
ini ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan pada saat kita
menghadapi kegagalan, yaitu :
1.
Kemampuan seseorang untuk berserah diri kepada nasib ini juga akan sangat
membantu dalam menanggulangi efek buruk yang mungkin timbul akibat kegagalan.
Suatu kegagalan yang tidak dapat dilalui dengan baik akan membekas di dalam
pikiran bawah sadar seseorang. Pikiran bawah sadar mempunyai kemampuan
menimbang-nimbang setiap masukan informasi dari pikiran sadar, kemudian
dicocokkan dengan arsip yang ada pada pikiran bawah sadar yang ada hubungannya
dengan kejadian yang sama di masa lalu. Jika tanggapan pikiran bawah sadar
adalah negatif, maka pikiran bawah sadar akan mengirimkan reaksi negatif kepada
pikiran sadar, dan selanjutnya pikiran sadar tanpa dapat di kontrol akan
melakukan reaksi emosional, berupa marah, benci, takut, iri, kikir, sedih, dan
lain-lain. Apabila seseorang dapat melepaskan atau release kegagalan yang ia
alami kepada nasib Tuhan, maka pikiran bawah sadar orang tersebut tidak akan
menyimpannya sebagai sesuatu yang negatif.
2.
”Pengalaman adalah guru terbaik. Baik itu kegagalan ataupun kesuksesan.” Hal
ini mengandung arti bahwa dari semua kegagalan yang kita hadapi, kita harus
tetap berpikiran positif, dan harus dapat mengambil pelajaran dari kegagalan
tersebut. Kita harus sadar bahwa risiko dari semua tindakan yang kita lakukan
adalah sukses atau gagal. Walaupun banyak pelajaran yang dapat diambil dari
tiap kegagalan. Tetapi justru banyak orang yang tidak mau mengembalikan
kegagalan yang ia alami ke diri mereka sendiri. Mereka justru mengalihkan atau
mengambinghitamkan kegagalan tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang harus
dapat kita hindari. Karena jika tetap mengambinghitamkan kegagalan kepada orang
lain, kita tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.
3.
Tiap kegagalan tentu akan memancing emosi seseorang. Seperti marah, sedih, iri
dan lain sebagainya. Tentu saja efek emosional ini akan mengganggu aktivitas
yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu ada baiknya apabila kita mengambil
istirahat sejenak ketika mengalami kegagalan. Istirahat ini akan memberikan
waktu pada diri kita untuk dapat menghindari efek emosional yang mungkin
timbul.
4.
Apabila pikiran kita telah kembali jernih, maka kita harus dapat
mengidentifikasi penyebab dari kegagalan yang kita alami. Banyak cara yang
dapat kita lakukan, dapat dengan merenung sendiri, atau bertanya kepada teman,
orang tua, guru, atau bahkan kepada rival kita. Setelah kita tahu apa penyebab
dari kegagalan yang didapi, maka kita dapat menyusun sebuah peta kekuatan baru
mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, guna memulai sebuah kesempatan
baru.
5.
Memulai suatu kegiatan baru, merupakan salah satu solusi agar seseorang tidak
larut di dalam kegagalan. Pada saat memulai suatu kesempatan baru, kita
haruslah benar-benar siap untuk melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan.
Tetapi kita juga harus menyadari dari awal, seluruh kegiatan yang kita mulai
dapat berakhir pada kesuksesan ataupun kegagalan.
Post a Comment