KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERPRETASI TERHADAP KEINGINAN BERWIRAUSAHA MAHASISWA
Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha.
A. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Wirausahawan
yang unggul yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk
hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang
merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa
karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough,
1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:
1. Desire
for responsibility
Wirausaha yang unggul merasa
bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih
dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan
sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam
jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.
Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko
teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.
2. Tolerance
for ambiguity
Ketika kegiatan usaha dilakukan,
mau-tidak mau harus berhubungan dengan orang lain, baik dengan karyawan,
pelanggan, pemasok bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan
legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik
dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang biasa.
Kemampuan untuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas wirausaha guna
menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.
3. Vision
Wirausaha yang berhasil selalu
memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara
terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan
hidup, dan wirausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan,
anggaran, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi
kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga
kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.
4. Tolerance
for failure
Usaha yang berhasil membutuhkan
kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa
dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami
ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut
akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.
5. Internal
locus of control
Didalam diri manusia ada kemampuan
untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha
yang unggul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam
dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang
begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan balk
mental, maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu
mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin
komplek.
6. Continuous
Improvement
Wirausaha yang berhasil selalu
bersikap positif, mengangap pengalaman sebagai sesuatu yang berharga dan
melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang
akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif
yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.
7. Preference
for moderate risk.
Dalam kehidupan berusaha, wirausaha
selalu berhadapan dengan intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi
resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk
seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang
memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki
sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki
kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil
keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini sejalan dengan risiko
wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan
melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan
perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 1998)
8. Confidence
in their ability to success.
Wirausaha umumnya memiliki
keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki
kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal dengan baik dan sukses.
Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme,
biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan
mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan
bisnis.
9. Desire
for immediate feedback.
Perkembangan yang begitu cepat
dalam kehidupan usaha menunut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan
yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya
memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu
permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk
berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan
untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi
secara terus-menerus.
10. High
energy level
Wirausaha pada umumnya memiliki
energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko
yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi
dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong
wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah
dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.
11. Future
orientation
Keuntungan usaha yang tidak pasti
mendorong wirausaha selalu melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi
kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan
sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan
kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa
depan guna meningkatkan kinerja usaha.
12. Skill
at organizing
Membangun usaha dari awal
memerlukan kemampuan mengorganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa
sumber-sumber ekonomi berujud maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat
manfaat maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan organisasi balk
orang maupun barang. Wirausaha yang unggul ketika memiliki kemampuan
portofolio sumberdaya yang cukup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.
13. High
Commitment
Memunculkan usaha baru membutuhkan
komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada
umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna keberhasilan
cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkapkan step, langkah terakhir
seorang wirausaha untuk meningkatkan kreativitas pendorong kewirausahaan
adalah “work, work, work,….”
14. Flexibility
Perubahan yang begitu cepat dalam
dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, bertumbuh dan sukses.
Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti; kemampuan menyesuaikan diri
dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega
mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.
B.
MOTIVASI BERPRESTASI
Motivasi
berpretasi tercermin dari setiap apa yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam hal
pnegembangan diri dan mampu bersosialisasi dengan orang banyak. Sifat dari
mahasiswa juga merupakan factor terpenting dalam pengembangan jiwa wirausaha
setiap individu mahasiswa itu sendiri. Adapun tolok ukur dalam kewirausahaan
didasari oleh cirri dan sifat kewirausahaan.
1. Ciri-ciri
seorang wirausaha
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka setiap orang memerlukan ciri-ciri, dan juga memiliki sifat-sifat dalam
kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
· Percaya
diri
· Berorientasikan
tugas dan hasil
· Pengambil
risiko
· Kepemimpinan
· Keorisinilan
· Berorientasi
ke masa depan
· Jujur
dan tekun
2. Sifat-sifat
seorang wirausaha adalah:
· Memiliki
sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
· Selalu
berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki
inisiatif.
· Memiliki
kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
· Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran
dan kritik yang membangun.
· Memiliki
inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
· Memiliki
persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
· Memiliki
keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
C. SIKAP WIRAUSAHA
Dari
daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya
sehari-hari, sebagai berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata
disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas
pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika
wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya
adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen
Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan
mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada
kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi
cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang
akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen,
dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral
yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku
bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa)
yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4. Kreatif
dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka
seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri”
apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya
ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri
dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila
orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
Keinginann berwirausaha
memang sangat sulit untuk dijalankan oleh kebanyakan orang,khususnya para
mahasiswa. Akan tetapi memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha sangatlah
penting untuk diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen pengajar mata
kuliah tersebut. Disatu pihak ini menjadi sebuah tantangan bagaimana caranya
untuk menumbuhkan jiwa usaha terhadap orang banyak,namun dilain pihak ini
menjadi sebuah keharusan bagi para pendidik untuk memperkenalkan,mengajarkan,
dan memberikan ilmu pengetahuan mengani wrausaha dan bagaimana kita bisa terjun
ke dunia tersebut dalam hal ini dunia usaha itu sendiri.
Sebagai mahasiswa,pengetahuan
tentang kewirausahaan memang harus dimiliki, karena memang setiap mahasiswa
memperoleh mata kuliah tentang kewirausahaan. Namun untuk menumbuhkan jiwa
wirausahawan terhadap setip orang khususnya para mahasiswa memang sangat sulit,
apa lagi bisa sampai terjun ke dunia tersebut yaitu dunia usaha. Dalam hal ini
peran pendidik sangatlah penting untuk memperkenalkan bagaimana sebenarnya
dunia usaha tersebut. Untuk itu, mengajarkan ilmu pengetahuan tentang wirausaha
tidak hanya berdasarkan teori, akan tetapi harusnya lebih pada
pengimplementasiannya. Karena setiap orang khususnya para mahasiswa memiliki
cara pandang tersendiri mengenai hal bagaimana ia bisa terjun dan memerankan
peran sebagai wirausahawan.
Post a Comment